Dosen ITI Serpong Bikin Hand Sanitizer (Penyanitasi Tangan) Alami Tanpa Alkohol Anti COVID-19 (Virus Corona): Cocozone Oil

hand-sanitizer-alami-bebas-tanpa-alkohol-cocozone-oil
Share this post

///

Berikut ini kontribusi seorang dosen di suatu kampus perguruan tinggi dalam membuat hand sanitizer (penyanitasi tangan) bebas alkohol anti virus Corona. Ya, hand sanitizer sedang banyak dicari, terutama saat wabah / pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Namun kebanyakan hand sanitizer (penyanitasi tangan) dibuat menggunakan alkohol 70%. Seorang dosen dari Kampus ITI Serpong, Tangerang Selatan, Banten ternyata telah lama membuat hand sanitizer (penyanitasi tangan) bebas alkohol, berbahan alami dan halal.

Menurut Wikipedia, penyanitasi tangan merupakan cairan atau gel yang biasanya digunakan untuk menghilangkan atau setidaknya membuat patogen pada tangan menjadi berkurang. Penyanitasi tangan ini secara umum memiliki  kombinasi dari sejumlah isopropil alkohol, etanol (etil alkohol) atau n-propanol. Dan alkohol dengan kadar berkisar 60% – 95% terbukti paling efektif.

Alkohol sudah dipergunakan sebagai antiseptik setidaknya sekitar tahun 1363 M. Dan penyanitasi tangan berbasis alkohol ini sudah jamak dipakai di Eropa semenjak tahun 1980-an. Penyanitasi tangan berbasis alkohol juga sudah dimasukkan kedalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan dunia (WHO).

Kembali kepada penyanitasi tangan berbasis non-alkohol. Awalnya, produk kalangan universitas di ITI Serpong, Tangerang Selatan, Banten yang diberi merk Cocozone Oil ini dibuat sebagai produk yang masuk dalam kategori kosmetik (skin care).

Namun ketika banyak orang mencari hand sanitizer, ternyata produk ini juga dapat dimanfaatkan sebagai hand sanitizer (penyanitasi tangan) alami tanpa alkohol. Dikatakan alami karena Cocozone Oil ini berbahan dasar kelapa.

Menurut Dr. Ir. Enjarlis, MT dosen di Prodi Teknik Kimia ITI sebagai penemu dari produk ini, Cocozone Oil telah dipilih Ditjen DIKTI sebagai salah satu produk pencegahan  COVID-19 (virus Corona). Produk ini juga memenangi salah satu dari 213 riset hibah Ditjen DIKTI untuk riset dasar  anti virus Corona (COVID-19) [info dari beliau per tanggal 21 April 2020].

Dilansir dari Bantennews.com, Dr. Enjarlis saat ini memang tengah mengintensifkan riset Cocozone Oil bersama ahli medis untuk mensintensis ozonated oil tersebut untuk pengobatan HIV secara oral (dengan cara ditelan) dan juga untuk anti virus Corona.

Awalnya dahulu, Cocozone Oil dimaksudkan sebagai bahan pengobatan, kosmetika dan perawatan kulit. Namun di samping itu,  produk temuan Dr. Enjarlis itu ternyata punya sejumlah khasiat lainnya.  Cocozone Oil ini juga bisa menyembuhkan luka-luka karena infeksi bakteria, viruses, jamur maupun protozoa.

Dan dari hasil beberapa penelitiannya sebelum ini, sejumlah penyakit telah bisa dibuat lebih cepat penyembuhannya oleh produk Cocozone Oil tersebut. Di antaranya adalah: luka bakar, infeksi virus kronik (Herpes I & II), infeksi pada organ intim wanita oleh Candida, Trichomonas & Chlamidia, infeksi dubur mukosa & abses.

Selain itu, untuk perawatan & kecantikan kulit Cocozone Oil juga bisa dimanfaatkan untuk mempercerah, memperlembab, serta membersihkan maupun mengencangan kulit kriput karena usia tua. Uji coba Cocozone Oil juga  telah dilakukan pada pasien berpenyakit kulit bawaan lahir, kutil, jerawat, borok pada pasien penderita diabet, maupun herpes. Hasilnya dapat dibuktikan sangat signifikan.

Mengenai kandungan zat yang ada dalam Cocozone Oil itu adalah antara lain: tri-oxolane, aldehid, asam karboksilat, hidroperoksida, oksigen aktif dan ozon beserta asam lemak jenuh (asam laurat 44-52%) dan tak jenuh.

Perguruan tinggi / universitas lainnya di sejumlah tempat di Indonesia juga telah melahirkan beberapa inovasi dalam hal pembuatan penyanitasi tangan berbahan alami tanpa alkohol. Beberapa di antaranya telah dimuat beritanya oleh sejumlah media nasional.

Mereka itu antara lain adalah Ronny Martien dosen di Fakultas Farmasi UGM yang membuat penyanitasi tangan atau  hand sanitizer dari daun sirih hijau memanfaatkan teknologi nano. Daun sirih memang diketahui memiliki sifat anti bakteri. Produknya ini diberi nama Spray Nanopolimer Infusa Daun Sirih.

Lain lagi inovasi dari dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Sudah sejak tahun 2006 Dr. Retno Sari dari Unair itu mengembangkan hand sanitizer tanpa alkohol berbahan baku daun sirih dan jeruk nipis. Bahkan ia membagikan cara membuatnya kepada masyarakat. Menurutnya, penyanitasi tangan ini dikembangkan ketika saat itu terjadi wabah flu burung.

 

Sumber:

1. https://republika.co.id/berita/q6z0w5284/dosen-ugm-buat-emhand-sanitizerem-bebas-alkohol-dari-daun-sirih

2. https://style.tribunnews.com/2020/03/19/cara-mudah-membuat-hand-sanitizer-sendiri-dengan-bahan-alami-murah-tanpa-alkohol-pakai-daun-sirih?page=4

3. https://tekim.iti.ac.id/2019/08/25/cocozone-oil-dr-enjarlis/

4. https://id.wikipedia.org/wiki/Penyanitasi_tangan

5. https://www.banten-news.com/penggunaan-air-dan-minyak-berozon-bisa-singkirkan-virus-corona/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *